Segala Puji
Milik Allah atas segala karunia-Nya kepada kita semua, segala kenikmatan yang
tidak akan pernah kita sanggup untuk membalasnya, bahkan pun jika seluruh ‘amal
kebajikan manusia sejak Nabi Adam hingga akhir zaman dikumpulkan, tidak akan
ada nilainya dibanding setetes nikmat yang Allah turunkan ke muka bumi. Diblog
ini saya akan menceritakan sedikit cuplikan kisah Nabi Ismail a.s, semoga
kisah-kisah beliau dapat menjadikan kita semua yang membacanya menjadi pribadi yang
lebih baik lagi. Amin.
Sebagaimana
disebutkan sebelumnya, Nabi Ya'qub AS adalah putra Nabi Ishaq AS, dan ia
memiliki saudara kembar bernama Aish. Ayahnya lebih menyayangi Aish saudaranya
karena ia lahir lebih dulu, sedangibunya lebih menyayanginya karena ia lebih
kecil. Hubungan mereka yang renggang dan tidak akrab itu makin buruk dan tegang
setelah diketahui oleh Ishu bahwa Ya'qublah yang diajukan oleh ibunya ketika
ayahnya minta kedatangan anak-anaknya untuk diberkahi dan didoakan, sedangkan
dia tidak diberitahu dan karenanya tidak mendapat kesempatan seperti Ya'qub
memperoleh berkah dan doa ayahnya, Ia pun marah dan bahkan mengancam akan
membunuh Ya'qub supaya keturunannya tidak ada yang menjadi nabi dan raja.
Mengetahui hal ini, Rafqah kemudian menyuruh Ya'qub agar mengungsi ke tempat
pamannya, Laban bin Batwil, di kota Harran, Irak. Dalam perjalanan ke rumah
pamannya, Ya'qub tidak berani berjalan di siang hari karena takut akan
ditemukan dan disiksa oleh saudaranya. Ia hanya berani berjalan di malam hari,
sedang bila tiba waktu siang ia beristirahat. Oleh sebab itulah ia juga dikenal
dengan nama Israil, yang artinya berjalan di malan hari. Dalam perjalanan
menuju rumah pamannya di Faddan Aram, Ya'qub tertidur sejenak melepas lelah.
Pada saat itulah ia menerima wahyu dari Allah Swt. melalui mimpinya. Dalam
mimpinya itu diwahyukan bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah, kecuali
Allah; dan Allah mewariskan Baitulmakdis, kehidupan yang bahagia, dan kerajaan
besar untuk Ya'qub serta keturunannya.
Sesuai dengan
keinginan ayahnya, Ya'qub bermaksud menikahi putri bungsu pamannya Laban. Ia
ingin menikah dengan putri bungsu yang bernama Rahil. Pamannya setuju, dengan
syarat Ya'qub harus tinggal di kampungnya selama 7 tahun dan menikahi kakak
perempuan Rahil yang bernama Laiya--biasa dipanggil Layyan. Adat di daerah itu
melarang seorang adik melangkahi kakaknya menikah lebih dahulu. Akhirnya,
pamannya menikahkan kedua anak gadisnya dengan Ya'qub (ketika itu hukum
memperbolehkan seseorang menikahi dua gadis sekandung). Laban juga
menghadiahkan dua hamba sahayanya kepada masing-masing putrinya, yaitu Zulfa
untuk Layyan dan Balhan untuk Rahil. Kedua hamba sahaya itu pun akhirnya
diberikan kepada Ya'qub untuk diperistri, sehingga istrinya berjumlah empat
orang. Dari keempat istrinya, Ya'qub mempunyai dua belas orang anak. Layyan
melahirkan enam orang anak, yaitu Raubin, Syam'un, Lewi (salah satu
keturunannya adalah Nabi Musa), Yahuda, Yasakir, dan Zabulon. Rahil melahirkan
dua orang anak, yaitu Yusuf dan Bunyamin. Kemudian Zulfa melahirkan dua orang
anak, yaitu Kan dan Asyar. Begitu juga Balhan melahirkan dua orang anak, yaitu
Daan dan Naftali.
Akhirnya saya sebagai
penulis hanya bermohon kepada Allah swt, semoga dijadikan bagian dari bangunan
dakwah yang kelak akan mengantarkan Islam kembali menjadi Ustadziatul’alam,
Kebenaran itu hanya datang dari Allah, maka jangan sekali-kali kita ragu untuk
mengambilnya sedang yang salah adalah datang dari diri penulis pribadi.
Banyak kisah-kisah lainnya tenntang nama-nama nabi, silahkan lihat disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar