KISAH NABI HUD A.S.
tinggal di negeri Yaman, di sebuah tempat
yang bernama Al Ahqaaf (bukit-bukit berpasir), di sana tinggal kaum ‘Aad
pertama yang nasab mereka sampai kepada Nabi Nuh. Mereka tinggal di rumah-rumah
yang memiliki tiang-tiang yang besar sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
“(Yaitu) penduduk Iram (ibu kota tempat tinggal kaum ‘Aad) yang
mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi–Yang belum pernah dibangun (suatu kota)
seperti itu, di negeri-negeri lain,” (QS. Al Fajr: 7-8)
Nabi Hud AS turun di tengah-tengah kaum Aad yang terkenal memiliki
fisik tegar dan berotot kuat. Namun moral mereka sangat buruk, di antara mereka
berlaku hukum rimba, siapa kuat, dialah yang menang. Kaum ini hidup di negeri
Ahqaf, yaitu antara Yaman dan Umman. Mereka adalah kaum
penyembahberhala-berhala bernama Shamud, Shada, dan Al Haba. Kejahatan dan
kemaksiatan mereka benar-benar keterlaluan. Nabi Hud adalah seorang yang
berlapang dada, berbudi tinggi, pengasih, penyantun, sabar namun cerdas dan
tegas. Beliau adalah keturunan Sam bin Nuh AS, putra Nabi Nuh. Beliau diutuske
tengah-tengah kaumnya untuk menegakkan kembali ajaran yang benar. Namun imbauan
Nabi Hud AS agar kaumnya sadar dan melangkah di jalan Allah tidak diindahkan,
sehingga Allah SWT menurunkanazab dalam 2 tahap. Tahap pertama berupa
kekeringan yang hebat. Nabi Hud AS berusaha meyakinkan mereka bahwa itu adalah
azab Allah dan akan dicabut jika mereka bertobat dan beriman kepada Allah SWT.
Kaum Aad tetap tidak percaya sehingga turunlah azab kedua berupa bencana angin
topan yang dahsyat selama 7 malah 8 hari yang memusnahkan semua ternak dan
tanaman. Bencana itumembinasakan kaum Aad yang congkak. Hanya Nabi Hud AS
dankaumnya yang selamat dari azabtsb. Dalam Al Qur'an, kisah Nabi Hud AS
terdapat dalam 68 ayat yang tertera dalam 10 surat, diantaranya surat Hûd:
50-60.
Nabi Hud
telah memberi contoh dan sistem yang baik yang patut ditiru dan diikuti oleh
juru dakwah dan ahli penerangan agama.Beliau menghadapi kaumnya yang sombong
dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia
tidak sesekali membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dengan serupa tetapi
menolaknya dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan bahawa beliau dapat
menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran. Nabi Hud
tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dengan menuduhnya telah
menjadi gila dan sinting. Ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu
dengan hanya mengata:"Aku tidak gila
dan bahawa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah tidak dapat menggangguku atau
mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah rasul pesuruh Allah
kepadamu dan betul-betul aku adalah seorang penasihat yang jujur bagimu
menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan
selamat dari azab dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat.”
Dalam
berdialog dengan kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani mereka
dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal dan fikiran yang
sihat dengan memberikan bukti-bukti yang dapat diterima oleh akal mereka
tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adalah
dari Allah, Dia akan memberinya kepada siapa yang Dia kehendakinya.
silahkan baca kisah selanjutnya disini
silahkan baca kisah selanjutnya disini
postingan yang bagus gan, oh iya visit balik ya gan http://tata-cara-berzakat.blogspot.com/
BalasHapus